Porosjambimedia.com – Tindakan korupsi merupakan tindakan yang sangat merugikan Negara, prilaku menyimpang tersebut dapat mengakibatkan melambatnya pertumbuhan Ekonomi Negara, menurunnya inventasi, meningkatnya kemiskinan serta meningkatnya ketimpangan pendapatan, serta Korupsi juga dapat merugikan tingkat kebahagiaan masyarakat di suatu Negara.
Untuk menciptakan generasi masa depan yang memiliki integritas, penanaman nilai-nilai anti korupsi di kalangan pelajar menjadi suatu keharusan yang tak dapat diabaikan. Pendidikan anti korupsi tidak hanya sebatas kurikulum, tetapi melibatkan sebuah transformasi mendalam dalam budaya sekolah. Melalui program ini, pelajar tidak hanya diajak untuk memahami dampak buruk dari korupsi, tetapi juga diberdayakan untuk menjadi agen perubahan positif di tengah-tengah masyarakat.
Hal ini disampaikan oleh, Nelly Afrianty, Kepala SMAN 2 Kerinci, Fasilitator Guru Penggerak, dan Korp Penyuluh Anti Korupsi, Kamis (13/1/2024). Menurut Nelly, pendidikan anti korupsi tidak hanya terbatas pada kurikulum belajar, tetapi pembentukan budaya yang melibatkan pelajar dalam semua aspek pembelajaran.
Sebagai Fasilitator dan sekaligus penyuluh anti korupsi, Nelly menerangkan betapa pentingnya nilai- nilai karakter anti korupsi yang harus di bekali sejak dini kepada para siswa.
“untuk mencegah terjadinya tindakan korupsi dikemudian hari, maka kita harus menjadi role model yang baik, dan Sebagai seorang pendidik tentu lebih kepada penanaman nilai-nilai karakter siswa, dimana kita sebagai fasilitatornya dan kita juga sebagai penyuluhnya” Terang Nelly.
Ia juga menambahkan, sebagai lembaga pendidikan, sekolah memegang peran sentral dalam menginspirasi para pelajar untuk menjunjung tinggi nilai-nilai etika. Pembentukan kelompok diskusi, seminar, dan proyek sosial merupakan langkah konkret yang dapat menjadi wahana efektif untuk memupuk kesadaran akan bahaya korupsi.
Keberhasilan penanaman nilai anti korupsi juga tergantung pada peran pendidik. Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, tapi juga sebagai tauladan. Dengan menciptakan kelas yang inklusif dan mengedepankan nilai kejujuran, guru dapat memberikan dampak positif jangka panjang pada karakter peserta didik.
Selain itu, kerjasama dengan pihak luar seperti lembaga pemerintah, komunitas, dan tokoh masyarakat juga penting untuk memberikan perspektif yang lebih luas.
“Workshop dan program interaktif dapat menjadi sarana efektif untuk menggali potensi pemuda sebagai pilar anti korupsi di masa depan”
Selain itu, Penanaman nilai anti korupsi bukanlah perjalanan yang singkat. Diperlukan kesabaran, konsistensi, dan dukungan dari seluruh elemen masyarakat. Namun, dengan tekad yang kuat, pendidikan anti korupsi dapat menjadi pondasi yang kuat untuk membentuk generasi pelajar yang memiliki integritas, dan memberikan harapan akan masa depan yang lebih bersih dan adil. Pungkas Nelly.
Penulis : Hest
Editor : And
Sumber Berita : Media Andalas Group