POROS, JAKARTA – Menyimak perkembangan politik akhir-akhir ini yang semakin tidak mengarah pada pendidikan politik yang konstruktif, namun justru menjurus pada tindakan politik identitas yang destruktif.
Salah satu yang menjadi perhatian DPP Jaringan Nasional Keumatan (JNK) adalah beredarnya video Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan yang memberi kesan mempermainkan, bahkan melecehkan ritual agama Islam, yakni ibadah shalat.
Dalam video tersebut, Zulhas menggambarkan adanya kelompok yang dipengaruhi oleh fanatisme terhadap salah satu paslon Capres-Cawapres saat menjalankan shalat tidak berani mengucapkan “Amin” ketika imam shalat selesai membaca surat Al-Fatihah.
Dalam tayangan video tersebut Zulhas juga menggambarkan sekelompok umat Islam yang saking fanatiknya terhadap salah satu paslon Capres-Cawapres, hingga tidak mau menjulurkan satu telunjuk jarinya saat tasyahhud (tahiyyat) karena khawatir dikira mendukung paslon lainnya. Zulhas bahkan memperagakan alih-alih menjulurkan satu (telunjuk) jari, malah mengubahnya dengan menjulurkan dua jarinya.
Apa yang terjadi dalam video yang diperankan oleh Zulhas itu harus dihentikan. Zulhas juga harus meminta maaf kepada umat Islam atas kekeliruan tersebut.
Selain itu, DPP JNK juga mengimbau kepada semua tokoh dalam musim politik ini tidak menarik-narik unsur agama menjadi komsumsi politik yang provokatif. Tujuannya agar tidak menyulut berkembangnya politik identitas di level masyarakat. Jika politik identitas itu tersulut, maka bisa menimbulkan dampak sosial yang jauh lebih besar. Karena itu, DPP JNK mengimbau semua tokoh politik dapat berhati-hati dalam membuat pernyataan yang terkait dengan masalah agama agar stabilitas nasional tetap terjaga.
Demikian pernyataan Ketua Umum DPP JNK untuk dimuat di media.
19 Desember 2023
Tertanda,
*Nanang Firdaus Masduki*