Porosjambimedia.com, Kerinci – Tokoh Besar Negara ini, ir. Soekarno pernah berkata bahwa “bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah”.
Kemerdekaan yang didapatkan oleh bangsa ini tidaklah secara serta merta layaknya seperti hujan yang turun dari langit, tapi melalui perjuangan yang terkadang menuntut sebuah pengorbanan. keringat, darah dan air mata. Dan sudah selayaknya, kita sebagai generasi penerus orang-orang terdahulu (leluhur) menghargai dan menghormati jasa-jasa mereka.
Seperti yang dilakukan oleh Komandan Kodim 0417 Kerinci, Letkol, inf. Eko Budiarto. Penghormatan ia terhadap sejarah para terdahulu di implementasikan lewat kegiatan Napak tilas (Ziarah) Ke Sebuah Negeri tua yang ada di Kerinci (Semurup), yakni “Latih Koto Payung Semurup tinggi”.
Saat melakukan Napak tilas, Rabu, (17/7/2024), Dandim 0417 Kerinci, Letkol, Inf. Eko Budiarto dan Anggotanya didampingi oleh M.Aris Depati Kepalo Sembah Tuo (Semurup) dan juga Sekjend Lembaga Adat Sakti Alam Kerinci, Safwandi, Dpt.
Setibanya Dandim Kerinci beserta Anggota kodim 0417 Kerinci di Latih tua tersebut, terlihat Eko Budiarto sangat khidmat dan khusu’ sembari berdo’a di makam tua latih Koto payung Semurup tinggi.
Usai menyambangi beberapa petilasan yang ada di latih Koto payung Semurup tinggi, lalu napak tilas diteruskan ke petilasan Kiyai Depati Rajo Simpan Bumi, atau yang lebih dikenal oleh masyarakat setempat sebagai makam Ninek hilang di laut yang terletak di talang terok (perbatasan antara Semurup dan siulak).
Pada kesempatan itu Dandim 0417 Kerinci, Letkol, inf. Eko Budiarto menyampaikan bahwa dirinya sangat terkesan terhadap situs sejarah yang ada di latih Koto payung Semurup tinggi yang menyimpan begitu banyak sejarah sebagai khasanah di Sakti Alam Kerinci.
“Menjadi pemimpin kita mesti mengetahui banyak hal agar dapat berbaur dengan masyarakat. Mesti tau Agama, Adat dan sejarah, karena tanpa sejarah (masa lalu) kita mustahil ada. Belajar pada contoh yang telah sudah serta Tuah yang telah menang” ungkapnya
Hanya saja dirinya juga merasa prihatin dengan kondisi beberapa makam-makam tua yang merupakan bagian dari identitas kearifan lokal (warisan sejarah) yang dikunjungi saat itu dalam keadaan kurang terawat dan terbiar semak.
“Insya Allah, kedepan kita Kodim 0417 Kerinci akan melakukan kerja bakti di tempat bersejarah ini dan juga Dusun-Dusun lainnya yang ada di Kerinci. Kita berharap masyarakat dapat bekerja sama dan menumbuhkan kesadaran serta kepedulian terhadap pelestarian Adat lamo Pasko usang dan sejarah Kerinci” pungkasnya.
Sementara itu, M. Aris Depati Kepalo Sembah Tuo menuturkan, bahwa keberadaan serta susunan makam-makam tua di latih Koto payung Semurup tinggi tidaklah dibuat sembarang, yang mana disepanjang perjalanan menuju latih Koto payung Semurup tinggi, disetiap makam mempunyai peran dan kebesaran masing-Masing yang terimplementasi dalam struktur Adat lamo Pasko usang hingga saat ini tetap di pakai di tengah masyarakat Adat Tigo Luhah Semurup.
“Mulai Rabiah datu, permenti selapan, mangku Agung yang merupakan salah satu Pemangku Alam Kerinci, sampai puti besi sebagai penjaga pintu Lawang Agung (besar) hingga bertemu makam Raja Latih tua Koto Payung Semurup tinggi yaitu Rajo Sangadudubalang/Ninik Ajo. Dan juga orang tuo koto payung, Rio cayo” Tutur nya
Disisi lain, Sekjen Lembaga Adat Sakti Alam Kerinci, Safwandi, Dpt menyebutkan, Lewat Lembaga Adat Kerinci dirinya dan pengurus Lembaga Adat Kerinci telah berkomitmen untuk membangkitkan Adat lamo pasko usang. Diantaranya adalah dengan melestarikan petilasan leluhur sebagai identitas kearifan lokal.
“Banyak program berkenaan dengan pelestarian Adat lamo Pasko usang di Bhumi Sakti Alam Kerinci yang mesti kita perjuangkan dan realisasikan Lewat Lembaga Adat Sakti Alam Kerinci. Salahsatunya adalah pemeliharaan makam-makam tua (petilasan) sebagai identitas sejarah lokal. Peran Depati, Ninik Mamak, Pemangku Adat dalam menentukan kebijakan terhadap setiap persoalan yang tumbuh ditengah masyarakat benar-benar harus dihidupkan kembali untuk menunjang agar terwujudnya Bhumi Sakti Alam Kerinci menjadi Negeri yang beradab sesuai ico pakai yang diwariskan leluhur kita dahulu. Negeri yang aman, damai dan indah” terang Safwandi, Dpt.
ia menambahkan, Keberadaan Adat yang seringkali dipolitisir oleh oknum yang hanya mementingkan kepentingan personal mesti dirubah agar Adat dengan segala kekayaannya tidak mengalami degradasi.
“Politisi mesti di Adatkan supaya Adat tidak dipolitisir. Zaman boleh berubah, namun Adat lamo Pasko usang tidak boleh lekang karno paneh dan tidak boleh lapuk karno hujan. Diasak nyo idak mati dianggung nyo idak layu, beku dalam karang setio”.
Simak video https://youtu.be/N9dPoVc-5gY?si=r6DiDi3OalVoa3Y7
Penulis : Andi