Fenomena Alam Kerinci beberapa waktu ini t’lah begitu banyak menggugah jiwa bagi yang melihatnya. Tak terkecuali bagi Dea Denisya, Kegundahan hatinya melihat peristiwa demi Peristiwa yang memilukan di tanah kelahirannya (Bhumi Sakti Alam Kerinci), ia tumpahkan lewat Bait-bait Puisi.
Bila hati terasa renyuh saat membaca bait ini, begitu jua kerenyuhan yang dirasakan bagi penulisnya.
Baca dengan Perlahan sembari meresapinya..
Hujan..
Beberapa bulan yang lalu kami meminta mu datang untung bercengkrama..
Kami tidak memaksa..
Kami hanya rindu..
Apakah pinta kami berlebihan sehingga engkau terpaksa datang hingga menelan korban ??
Pinta kami hanya ingin damai bersama rintik mu dan menatap hangat matahari di sela embun pagi..
Hujan..
Para tanaman dan sang bumi girang sekali ketika kau datang..
Tapi mereka tidak tahan jika terlalu kau peluk erat..
Mereka tumbang dengan pelukan..
Bumipun tak mampu menampung limpahan rindu yang terlalu deras..
Sudah ya..
Turun lah dan alirkan rindu sebagaimana mestinya..
Kami ikhlas akan jiwa yang sudah terenggut..
Harta dan air mata yang sudah hanyut..
Kita duduk bercerita saja ya..
Jangan mengamuk lagi..
Jika ada pesan dari tuhan..
Sampaikanlah.. Kami akan coba untuk benahi..
-Dea Denisya
02 Januari 2024
#prayforKerinciSungaiPenuh
Penulis : Dea Denisya