ELANG PUTIH SERABAT DEPATI SEMURUP
POROS, JAMBI – Lembaga Adat Melayu Sakti Alam Kerinci (LAM-SAK), Selasa (17/12/2024) lakukan gerak cepat Realisasikan hasil Rapat Kerja Daerah III Lembaga Adat Melayu Provinsi Jambi. salahsatu simpulan dari hasil Rakerda III yang digelar oleh LAM Provinsi Jambi yang bertempat di Hotel Ratu pada Sabtu, (14/12/2024) lalu yang dihadiri oleh Seluruh Pengurus LAM Kabupaten dan Kota (Se Provinsi Jambi) yaitu “Revitalisasi Makam-makam tua (Petilasan) Leluhur sebagai identitas sejarah” yang harus dilestarikan oleh LAM Provinsi Jambi sebagai mitra kerja Pemerintah.
Revitalisasi Petilasan Leluhur yang juga disebut sebagai makam keramat Badarah Putih Alias Depati Semurup yang berlokasi di Kabupaten Batang Hari, Kecamatan Pemayung, Desa Kuap Seberang dilakukan oleh Sekjend LAM-SAK Safwandi, Dpt., Sekretaris Pimpinan (Sespim) Majelis Permusyawaratan Adat (MPA) LAM-SAK, Toni Suherman, Bidang Protokol, Endi Putra dan juga Ketua Himpunan keluarga Semurup (HKS) Jambi, Nasuhaidi, S.Pd., S.Sos., M.Si yang juga merupakan inisiator pusat kajian Melayu universitas Jambi (Unja) beserta sesepuh Adat Desa Kuap, Datuk Hasbi, Gelar Datuk jenang rantau betia.
Berdasarkan Kajian dan penelitian oleh LAM-SAK, Depati Semurup menyandang nama diatasnya yang bergelar “haja simpan gumi badarih putih (Raja Simpan Bumi Berdarah Putih).
lihat Tambo Kerinci (TK 149) Atau klik link berikut Mengungkap Makam Keramat di Desa Kuap Seberang
Disebut sebagai Makam Keramat karena berdasarkan kepercayaan serta keyakinan masyarakat pada umumnya, dahulu leluhur ini memiliki karomah/kesaktian.
Nasuhaidi yang juga merupakan mantan Kepala Sekretaris Bawaslu provinsi Jambi menyebutkan bahwa ia sangat menyambut baik program kerja LAM Provinsi Jambi, salahsatunya revitalisasi Petilasan Leluhur sebagai identitas sejarah lama.
“Jadi, pusat kajian Melayu Unja itu cakupannya luas sekali. Mulai dari sejarah peradaban Melayu Jambi, pemerintahan Adat, kemudian hukum Adatnya karena itu merupakan jati diri Melayu jambi. Kemudian budayanya kita angkat semua supaya menjadi identitas Melayu Jambi” sebut Dosen Fisipol Unja ini.
Selain itu, Nasuhaidi juga menyebutkan bahwa Melayu juga punya aksara tersendiri Seperti Kerinci dengan aksara incung, dan Jambi Seberang dengan aksara Arab Melayu. Namun seolah-olah generasi muda saat ini kurang begitu perhatian terhadap itu. Lanjut Nasuhaidi.
“Hari ini kita membuat agenda ke salahsatu situs sejarah, menurut Tambo Kerinci yang digali oleh komunitas Peduli Adat Sakti Alam Kerinci (PASAK), Petilasan yang ada di Desa Kuap (Batang Hari) itu ada hubungannya dengan Daerah Semurup (Kerinci). Maka perlu kita telusuri ke lapangan” sambung nya.
Perjalanan dari Kota Jambi menuju Petilasan Depati Semurup di Desa Kuap Seberang memakan waktu lebih kurang (1 Jam).
Rupanya kedatangan kami untuk Revitalisasi Petilasan Depati Semurup di Desa Kuap Seberang sudah cukup lama ditunggu oleh Datuk hasbi yang sebelumnya telah kami hubungi.
Tidak lama setelah duduk mengobrol sembari menyeruput kopi dan disuguhkan rambutan hasil panen Datuk Hasbi, haripun menjelang Dzuhur. Kami menunaikan sholat Dzuhur di Masjid Al-ikhsan Desa Kuap. Setelah Sholat, kami langsung bergegas ke Dermaga untuk mengangkut material sebagai bahan pembuatan Petilasan Depati Semurup.
Penyeberangan dari Desa Kuap menuju Kuap Seberang menggunakan transportasi “Perahu Ketek” dengan memakan waktu lebih kurang 10 Menit.
Saat Ketek akan merapat ke Dermaga, tiba-tiba pandangan mata saya tertuju pada seekor burung elang yang terbang berputar-putar di lokasi Petilasan. saya membatin dalam hati “Sepertinya kedatangan Kami disambut oleh sosok elang ini”. Saya coba menatap dengan lekat elang yang terus saja terbang berputar di angkasa, samar-samar saya bisa melihat warna burung elang tersebut yang ternyata berwarna putih.
“Bang, coba perhatikan burung elang itu, apakah itu pengawal dan suatu isyarat bahwa kedatangan kita telah disambut oleh karomah Depati Semurup”. Tanya saya dengan kakak saya Toni Suherman dengan dialeg Kerinci.
Ya.. bisa jadi itu Elang jelmaan, atau serabat (sahabat) beliau Berdarah Putih (Depati Semurup). Jawab Toni Suherman mantap.
Peletakan Batu Pertama dan Pemasangan Tiang Tuo di Petilasan Depati Semurup
Singkat cerita, Ketek telah merapat ke Dermaga Kuap Seberang.
Kami mulai bergotong royong mengangkut segala peralatan menuju Petilasan yang hanya berjarak lebih kurang 50 Meter dari bibir sungai Batang Hari.
sesampainya kami di Petilasan Depati Semurup yang persis berada dibawah sebuah Pohon kayu aro besar berusia ratusan tahun ini, kami melihat Petilasan beliau sudah sangat semak ditumbuhi oleh rerumputan liar.
Sangat renyuh dan hiba hati melihat pemandangan ini. Sebuah situs sejarah yang begitu banyak menyimpan pembelajaran dan terbiarkan tak terurus. Kami berharap, semoga kedepan seluruh Petilasan yang ada di Bumi Melayu benar-benar dapat direvitalisasi dan dirawat dengan baik oleh pihak berwenang.
Datuk hasbi dan kawan-kawan terlihat begitu bersemangat merintis jalan menuju Petilasan yang tadinya ditumbuhi semak. Saya kagum dengan Sosok Datuk Hasbi, meski telah berusia senja, namun semangat beliau sangat luar biasa.
Setelah dirasa cukup merintis jalan dan membersihkan sebagian besar Petilasan yang tadinya nyaris tak terlihat oleh mata, sejenak kami istirahat dan makan siang bersama. Setelah itu pekerjaan Pemasangan Prasasti di Petilasan Depati Semurup kami lanjutkan kembali.
Matahari yang sejak pagi tadi bersembunyi di balik awan yang tebal, perlahan mulai menampakkan diri dengan sinaran cahayanya yang mulai menyengat kulit. Keringat pun mulai bercucuran membasahi badan.
Secara diam-diam saya perhatikan wajah-wajah yang mulai terlihat lelah dengan keringat yang menetes, tapi hati mereka terlihat kokoh, itu terbukti dari semangat mereka bekerja.
rasa cinta dan kepedulian yang teramat mendalam pada identitas sejarah yang mesti harus tetap dilestarikan, ditambah lagi oleh perasaan iba dengan keadaan Petilasan yang terbiarkan, semakin menyulut dan membakar semangat kita.
Peletakan Batu Pertama Oleh Ketua Ikatan keluarga Semurup (IKS) Jambi, Nasuhaidi, S.Pd., S.Sos., M.Si. telah dilakukan, begitu juga dengan Pemasangan lantak sebagai “Tiang Tuo” juga sudah dilakukan oleh Datuk Hasbi.
Akhirnya pekerjaan kami untuk memasang Prasasti Depati Semurup yang dikerjakan langsung oleh Toni Suherman (Glr. Mangku Rajo Kunci Negeri) sementara ini telah rampung. Kami berjanji, Kemudian hari akan melanjutkannya kembali.
Sebelum meninggalkan tempat tak lupa kami lakukan Do’a bersama agar usaha kami dalam melestarikan tinggalan sejarah dipermudah oleh Allah swt.
Setelah selesai Berdoa, saya sempatkan juga untuk mengabadikan Dokumentasi ziarah dengan mewawancarai Datuk Hasbi selaku Tetuo Dusun.
Datuk Hasbi sangat berterima kasih, pada akhirnya Pemasangan Prasasti Depati Semurup dapat juga terpenuhi.
“Kami selaku masyarakat Desa Kuap sangat bersyukur dan berterimakasih kepada keturunan Makam Keramat Berdarah Putih Alias Depati Semurup yang sudah datang jauh-jauh dari Kerinci untuk membenahi Petilasan ini. Semoga nantinya tempat ini senantiasa dapat dikunjungi (diziarahi) oleh masyarakat. Dan Kami juga berharap kepada Pemerintah untuk dapat memperhatikan Makam-makam keramat lainnya untuk segera dilakukan Pemeliharaan” sebut Datuk Hasbi.
Tiada terasa perlahan matahari kian condong ke ufuk Barat. Menjelang kami pulang menuju Dermaga Seberang, Fenomena aneh kembali terlihat, Elang putih kembali menampakkan dirinya terbang mengitari Lokasi Petilasan Badarah Putih Alias Depati Semurup.
Sontak saja saya teringat beberapa hal terkait Pituah Adat lamo pusako usang yang tertuang didalam kaji Adat Tigo Luhah Semurup (TLS) yang berbunyi:
“APOLAH TANDO DIO ADO DISITU? KUDATEH MUNJADI ELANG PUTIH, KUBAWAH MUNJADI BIDAI PUTIH, TEMPAT PUTI BUDARAH PUTIH, KALU DIO MUDIK KE BANGKU NDAH, KUBANGKU TINGGI (Bangko/Merangin), DIO BARATEMPAT KUALA JAMBI, DIO TETAP MUARO MASUMAI”.
Dan satu hal lagi yang mengilhami saya disaat itu, mungkin Petilasan Badarih/Badarah Putih Alias
Depati Semurup ini juga merupakan Petilasan dari “Ajo Masyiah” yang merupakan anak dari Ajo Sangadudubalang yang pertama kali menyandang gelar haja simpan gumi badarih putih (Raja Simpan Bumi Berdarah Putih), karena di Semurup (Kerinci) tidak diketahui dimana letak Petilasan Ajo masiah.
Satu persatu catatan Tambo Kerinci (TK), Khususnya rujukan TK 149 (Mendapo Semurup) Mulai terungkap.
Simak Versi Video Dokumenter disini Pemasangan Tiang Tuo di Petilasan Depati Semurup Kuap
Bersambung..
Penulis : Red