Paradigma masyarakat yang beranggapan bahwa Pemikiran Komunis Tan Malaka itu sama dengan PKI

- Redaksi

Thursday, 5 December 2024 - 20:50 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Porosjambimedia.com, Jambi – Tan Malaka adalah salah satu tokoh revolusioner Indonesia yang keberadaannya kerap kali diabaikan dalam narasi sejarah nasional. Meskipun ia diakui sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 1963, namanya tidak sepopuler tokoh-tokoh lain seperti Soekarno, Hatta, atau Sjahrir. Namun, gagasan-gagasan dan perjuangan Tan Malaka memiliki pengaruh yang mendalam terhadap perjalanan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan.

Tan Malaka dikenal sebagai pemikir visioner dan seorang ideolog yang berani. Karyanya yang sangat fenomenal dalam sejarah dan menginspirasi banyak sekali tokoh-tokoh di Indonesia termasuk Soekarno Hatta buku itu berjudul Naar de Republiek Indonesia (Menuju Republik Indonesia), kenapa buku ini fenomenal karna itu adalah buku pertama dalam sejarah Indonesia bahkan dalam sejarah dunia yang menyebut ada sebuah bangsa yang namanya Indonesia dan bahwa Indonesia itu berbentuk Republik dan inilah yang menjelaskan bahwa beliau adalah bapak Republik Indonesia.

Tan malaka memulai uraian dalam bukunya dengan penjelasan tentang kondisi yang mencekam yang terjadi di eropa latarnya pada waktu itu setelah terjadi perang dunia pertama dimana kemudian dunia terpecah menjadi dua kubu yaitu pemenang perang yang memberikan kesempatan meminjam-minjamkan uang,aset ke negara-negara lain dan disisi lain ada negara yang kalah perang yang dendam yang marah tapi terpaksa bergantung kepada negara-negara yang menang perang demi membangun kembali negara nya.

Kekacauan ini dalam pikiran tan malaka itu akan memperkuat dan sekaligus akan meruntuhkan kapitalisme, jadi kapitalisme akan berada di level puncak gara-gara itu dan kemudian hancur kenapa seperti itu karena ketika ada negara yang terlalu kuat dan terus-menerus memberikan sumbangan dan bantuan kepada negara yang terlalu miskin akan ada kesenjangan yang terlalu besar kesenjangan yang terlalu besar ini tentu saja akan menciptakan perlawanan yang sangat besar, perlawanan yang sangat besar ini entah wujud nya akan seperti apa, sebenarnya kita mengetahui dalam sejarah wujud nya adalah pecah nya perang dunia kedua nanti nya.

Tetapi berhubung pada waktu itu Tan Malaka menulis nya pada tahun 1922 maka dia hanya bisa meramalkan  dimasa depan bahwa nanti memang harus diselesaikan dengan cara misalkan Amerika dan Jepang yang harus bertengkar di Pasifik untuk menunjukkan siapa diantara mereka yang paling kuat, tetapi maksud Tan Malaka dalam konteks itu adalah bahwa kapitalisme akan merajalela dan karena itu maka lawan nya yaitu komunisme juga akan menjadi semakin kuat karena melihat kesenjangan ekonomi yang terlalu besar antara negara-negara yang menang perang dengan negara yang kalah perang, dengan situasi dan kondisi seperti itu maka diramalkan bahwa Belanda salah satu negara pusat yang ada di eropa akan kena imbasnya dan akan menciptakan peluang yang cukup besar untuk memerdekakan Indonesia.

Baca Juga :  Masyarakat Kerinci Bangun Koalisi, Pertanyakan Nasib Daerah

Dan masih dibuku yang sama Tan Malaka kemudian menjelaskan apakah orang Indonesia sudah siap untuk mendirikan sebuah negara baru, Tan Malaka mengajak orang untuk berfikir ini adalah sebuah kesempatan yang besar untuk mendirikan sebuah negara yaitu Republik Indonesia, kenapa Republik sebenarnya pemikiran Tan Malaka saat itu sangat sederhana opsi nya hanya dua apakah berbentuk kerajaan atau berbentuk Republik, kalau berbentuk kerajaan bisa saja kerajaan itu menjadi besar menjadi kuat tetapi itu tergantung kalau fia memiliki raja yang cakap dan baik hati sebaliknya jika negara itu dipimpin raja yang lalim dan jahat maka negara yang dimaksud akan colab dengan rakyat yang kelaparan maka daripada mempertaruhkan ketergantungan apakah raja ini baik atau jahat lebih baik kekuasaan itu diserahkan kepada rakyat maka disitu tan Malaka mengajukan bahwa negara Indonesia harus berbentuk Republik.

Tetapi dalam hal ini Tan Malaka mengajukan bahwa ide semacam itu bisa saja diwujudkan dengan ideologi negara Komunis dan juga tidak boleh lupa bahwa Tan Malaka adalah seorang kader PKI yang terkemuka yang bisa diingat dalam sejarah, cuman di Indonesia itu komunis itu dianggap sesuatu yang sangat buruk ya memang buruk kita juga bisa melihat contoh nya namun di Indonesia itu gagasan kebencian terhadap komunis tidak didasarkan pengetahuan pada komunis itu tetapi didasarkan propaganda orde baru maka biasanya dipahami bahwa kimunis anti agama,ateis dan suka memberontak padahal dalam pikiran Tan Malaka sama sekali tidak seperti itu, pertama Tan Malaka menegaskan bahwa dirinya itu betapa komunis nya dia tetapi sama sekali tidak meninggalkan nilai-nilai keislaman bahkan ada upaya yang sangat kuat dari Tan Malaka yang mencoba melebur dan menyatukan antara komunis dengan gerakan-gerakan Islam ini lah yang nantinya menginspirasi bung Karno untuk pikiran nasakom nya (Nasional,Agamis,Komunis)

Baca Juga :  Bupati dan Narkoba: Apa yang Terlewatkan?

Tan Malaka sempat di kominteren (Konferensi internasional) komunis di Moskow beliau mencoba untuk mempersatukan gerakan-gerakan Islam di seluruh dunia yaitu panislamisme itu dengan komunisme berkoalisi, membangun dunia yang baru untuk meruntuhkan kapitalisme, namun usul nya ditolak oleh bnyak pihak, tetapi setidaknya kita mengetahui bahwa Tan Malaka dalam konteks itu sebenarnya adalah orang yang sangat religius dan ingin komunisme itu bersatu dengan agama atau misalkan kita mengetahui bahwa di Indonesia Tan Malaka itu adalah salah satu orang yang berupaya untuk tidak memisah antara komunisme dan sarekat Islam dan ketika sarekat Islam berkonflik karena disusupi oleh orang komunis dan menimbulkan SI merah dan SI putih, diantara perpecahan itu Tan Malaka sebenarnya adalah orang yang berupaya untuk menjadi jembatan nya, bahkan ketika beliau mendirikan sekolah, sekolah nya komunis tapi kurikulum nya itu sangat islamis.

Jadi dalam hal ini kita harus memahami bahwa komunisme dalam pikiran Tan Malaka tidak sama atau tidak sesuai yaitu atheis tetapi dalam pemikiran Tan Malaka adalah komunisme itu adalah lawan dari kapitalisme, komunisme itu adalah lawan dari penindasan, komunisme adalah lawan dari kekerasan yang terjadi terus-menerus yang dilakukan oleh Belanda terhadap pribumi, maka komunisme itu adalah wujud perlawanan komunal masyarakat Indonesia terhadap kapitalisme yang dikuasai oleh Belanda, pikiran nya seperti itu saja dan bahkan ide umum komunisme seputar revolusi itu di tentang oleh Tan Malaka jadi dibuku aksi masa itu Tan Malaka mengatakan kalau misalkan kita mau merebut kekuasaan dari penguasa yang lalim terlalu imajiner kalau kita menggunakan perjuangan jalur diplomasi misalkan jalur parlementer kemudian berdebat hebat disitu itu kemudian terlalu halu menurut Tan Malaka tapi juga keterlaluan kalau kita misalkan menggunakan revolusi-revolusi ala komunis seperti yang terjadi secara umum di negara-negara yang lain, jadi sebaiknya  seperti apa ya aksi masa jadi masa itu digerakkan sekuat-kuatnya sedemikian rupa sehingga dia bisa menunjukkan superioritas nya dan akhirnya mengambil alih kekuasaan, pikiran nya seperti itu inilah yang membuat PKI itu sangat membenci Tan Malaka dan mereka menganggap bahwa Tan Malaka adalah penghianat komunisme.

Penulis : Zikri Ramadhan (Mahasiswa ilmu Politik Universitas Jambi)

Editor : Hesty

Berita Terkait

Omnibus Law – Menyederhanakan Regulasi, Mendekatkan Pemerintah pada Masyarakat
Politic is everything – Penulis: Erlia zenita laurent
Ketika Dana Desa Menjadi Investasi Publik Bukan Pribadi: Keberhasilan Desa Menciptakan Wisata Berbasis Kolaborasi Dan Kesejahteraan
Memperkuat Perkaderan HMI Komisariat Hukum Universitas Jambi
Ketidak transparanan dalam Pemilihan Pengurus Mahasiswa Tutor PAI di Universitas Jambi
Dr.Toni Indrayadi – Calon Profesor Dengan rekam jejak jurnal internasional
Jaga Kondusifitas Pilwako Sungai Penuh, KPU Harus Galak dalam Sosialisasi
Suara Rakyat, Dinamika Demokrasi: Mencari Arah di Tengah Perubahan

Berita Terkait

Thursday, 19 December 2024 - 14:15 WIB

GERAK CEPAT, LAM-SAK REALISASIKAN PROGRAM REVITALISASI PETILASAN LELUHUR

Sunday, 15 December 2024 - 15:38 WIB

LAM PROVINSI JAMBI KOMITMEN REVITALISASI PETILASAN SEBAGAI IDENTITAS SEJARAH

Sunday, 15 December 2024 - 08:15 WIB

LAM PROVINSI JAMBI GELAR RAKERDA III TH 2024

Friday, 13 December 2024 - 21:00 WIB

Omnibus Law – Menyederhanakan Regulasi, Mendekatkan Pemerintah pada Masyarakat

Wednesday, 11 December 2024 - 19:13 WIB

Innalillahi, Pelantun lagu Abangku jauh Nurdi Abdullah menghembuskan nafas terakhir

Friday, 6 December 2024 - 22:51 WIB

Gemparkan Masyarakat kerinci…!!Penemuan M4y4t Perempuan berinisial EJ (45) di Desa Lolo Gedang 

Friday, 6 December 2024 - 13:59 WIB

Sang Penulis Naskah Kuno Kerinci, Nītisārasamuccaya

Wednesday, 4 December 2024 - 19:40 WIB

Seluruh Pemda Raih Zona Hijau pada Penilaian Pelayanan Publik 2024, Ini Catatan Ombudsman

Berita Terbaru

seni dan budaya

GERAK CEPAT, LAM-SAK REALISASIKAN PROGRAM REVITALISASI PETILASAN LELUHUR

Thursday, 19 Dec 2024 - 14:15 WIB

Advertorial

Pj. Bupati Asraf Resmi Membuka TLTD IV Kwartir Cabang Kerinci Tahun 2024

Wednesday, 18 Dec 2024 - 20:49 WIB

Advertorial

Sambut Dubes India, Gubernur Al Haris Buka Peluang Kerja Sama

Wednesday, 18 Dec 2024 - 15:32 WIB